Laman

Sabtu, 24 Maret 2012

Ragam Rumah Gadang di Ranah Minang

Rumah gadang mempunyai nama yang beraneka ragam menurut bentuk, ukuran, serta gaya kelarasan dan gaya luhak. Menurut bentuknya, ia lazim pula disebut rumah adat, rumah gonjong atau rumah bagonjong (rumah bergonjong), karena bentuk atapnya yang bergonjong runcing menjulang. Jika menurut ukurannya, ia tergantung pada jumlah lanjarnya. Lanjar ialah ruas dari depan ke belakang. Sedangkan ruangan yang berjajar dari kiri ke kanan disebut ruang. Rumah yang berlanjar dua dinamakan lipek pandan (lipat pandan). Umumnya lipek pandan memakai dua gonjong. Rumah yang berlanjar tiga disebut balah bubuang (belah bubung). Atapnya bergonjong empat. Sedangkan yang berlanjar empat disebut gajah maharam (gajah terbenam). Lazimnya gajah maharam memakai gonjong enam atau lebih.
Menurut gaya kelarasan, rumah gadang aliran Koto Piliang disebut sitinjau lauik. Kedua ujung rumah diberi beranjung, yakni sebuah ruangan kecil yang lantainya lebih tinggi. Karena beranjung itu, ia disebut juga rumah baanjuang (rumah barpanggung). Sedangkan rumah dan aliran Bodi Caniago lazimnya disebut rumah gadang. Bangunannya tidak beranjung atau berserambi sebagai mana rumah dan aliran Koto Piliang, seperti halnya yang terdapat di Luhak Agam dan Luhak Lima Puluh Koto.


Bodicaniago Surambi papek (Ragam Luhak Agam)




Bodicaniago Rajo Babandiang (Ragam Luhak Limo Puluah Koto)



Koto Piliang Sitingjau Lauik (Ragam Luhak Tanah Datar)

Rumah kaum yang tidak termasuk aliran keduanya, seperti yang tertera dalam kisah Tambo bahwa ada kaum yang tidak di bawah pimpinan Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih nan Sabatang, yakni daRI aliran Datuk Nan Sakelap Dunia di wilayah Lima Kaum, memakai hukumnya sendiri.


Kedudukan kaum ini seperti diungkapkan pantun sebagai berikut :

Pisang si kalek-kalek utan,
Pisang tambatu nan bagatah.
Koto Piliang inyo bukan,
Bodi Caniago inyo antah.

Maksudnya :

Pisang si kalek-kalek hutan,
Pisang tambatu yang bergetah,
Koto Piliang mereka bukan
Bodi Caniago mereka antah.

Rumah gadang kaum inii menurut tipe rumah gadang Koto Piliang, yaitu memakai anjung pada kedua ujung rumahnya. Sedangkan sistem pemerintahannya menurut aliran Bodi Caniago. Rumah gadang dari tuan gadang di Batipuh yang bergelar Harimau Campo Koto Piliang yang bertugas sebagai panglima, disebut rumah batingkok (rumah bertingkap). Tingkapnya terletak di tengah puncak atap. Mungkin tingkap itu digunakan sebagai tempat mengintip agar panglima dapat menyiapkan kewaspadaannya.




Rumah Batingkok (Bertingkap) yang pernah ada di Baso pada abad yang lalu

Rumah di daerah Cupak dan Salayo, di Luhak Kubuang Tigo Baleh yang merupakan wilayah kekuasaan raja, disebut rumah basurambi (rumah berserambi). Bagian depannya diberi serambi sebagai tempat penghulu menerima tamu yang berurusan dengannya.

Jika menurut gaya luhak, tiap luhak mempunyai gaya dengan namanya yang tersendiri. Rumah gadang Luhak Tanah Datar dinamakan gajah maharam karena besarnya. Sedangkan modelnya rumah baanjuang karena luhak itu menganut aliran Kelarasan Koto Piliang. Rumah gadang Luhak Agam dinamakan surambi papek (serambi pepat) yang bentuknya bagai dipepat pada kedua belah ujungnya. Sedangkan rumah gadang Luhak Lima Puluh Koto dinamakan rajo babandiang (raja berbanding) yang bentuknya seperti rumah Luhak Tanah Datar yang tidak beranjung).

Pada umumnya rumah gadang itu mempunyai satu tangga, yang terletak di bagian depan. Letak tangga rumah gadang rajo babandiang dari Luhak Lima Puluah Koto di belakang. Letak tangga rumah gadang surambi papek dari Luhak Agam di depan sebelah kiri antara dapur dan rumah. Rumah gadang si tinjau lauik atau rumah baanjuang dan tipe Koto Piiang mempunyai tangga di depan dan di belakang yang letaknya di tengah. Rumah gadang yang dibangun baru melazimkan letak tangganya di depan dan di bagian tengah.

Dapur dibangun terpisah pada bagian belakang rumah yang didempet pada dinding. Tangga rumah gadang rajo babandiang terletak antara bagian dapur dan rumah. Dapur rumah gadang surambi papek, dibangun terpisah oleh suatu jalan untuk keluar masuk melalui tangga rumah.



http://www.cimbuak.net

Jumat, 24 Februari 2012

Alasan pemakaian @ Pada Alamat E-mail


Tahun 1971 menjadi momen yang sangat penting bagi perkembangan internet. Pada tahun itu, seorang ahli bernama Roy Tomlinson berhasil menciptakan surat elektronik atau disebut dengan e-mail. Istilah e-mail ini merupakan gabungan dari dua kata, yakni electronic yang berarti eletronik dan mail yang berarti surat. Temuan ini disempurnakannya pada tahun 1972.

Pada prinsipnya, surat elektronika ini mirip dengan surat-menyurat lewat pos. Bedanya, bentuk surat yang dikirim lewat jaringan ini bukan berupa selembar kertas yang terbungkus amplop. Surat elektronika ini berupa data digital yang bisa berupa huruf, gambar, maupun suara.

Layaknya proses surat-menyurat, dalam surat elektronika ini juga diperlukan alamat pengirim maupun penerima. Satu tanda yang sangat khas dalam penulisan alamat e-mail ini adalah simbol @ atau dibaca at yang berarti di (awalan untuk menunjukkan tempat) atau pada. Simbol ini juga diperkenalkan oleh Tomlinson.

Untuk bisa surat-menyurat secara elektronik, pengirim maupun penerima surat harus memiliki kotak surat yang terdaftar di internet. Alamat dalam surat elektronika ini sebenarnya melekat pada kotak surat itu. Untuk bisa membuka kotak surat, sang pemilik harus memiliki kode rahasia yang disebut password. Dengan kode rahasia ini orang yang buan pemilik kotak surat tidak akan bisa membukanya.
http://www.asalmulane.com

Asal Usul Nama Bluetooth




Usaha untuk menemukan teknologi ini rupanya tidak mudah. Lima perusahaan besar bargabung dan menjalankan penelitian bersama untuk menemukan Bluetooth. Kelima perusahaan itu adalah Nokia, Ericsson, IBM, Toshiba, dan Intel. Mereka membuat kelompok kerja bersama yang diistilahkan sebagai special interest group.

Usaha kelima perusahaan tersebut membuahkan hasil pada Juli 1999. Waktu itu mereka berhasil membuat dokumen spesifikasi bluetooth versi 1.0. Di tahun yang sama kemudian lahir dokumen spesifikasi Bluetooth versi 2.0. Mereka yang terlibat dalam penyusunan Bluetooth versi 2.0 ini tak hanya melibatkan kelima perusahaan tersebut.Selain mereka ada empat perusahaan lagi yang turut bergabung yakni Microsoft, Lucent Tehnologies, 3Com, serta Motorola.

Nama Bluetooth itu sendiri berasal dari nama raja Denmark yang berkuasa di akhir abad kesepuluh. Dia bernama Harald Blatand. Di wilayah Inggris, nama raja ini diucapkan Harald Blueetoth. Dengan kekuasaannya, dia bisa mendamaikan suku-suku di sebagian wilayah Eropa yang selalu berkonflik.



Kemampuan ini mirip dengan kemampuan Bluetooth yang mampu menghubungkan berbagai perangkat yang berbeda. Kesamaan inilah yang kemudaian menjadikan nama bluetooth dijadikan sebagai nama temuan tersebut.

Bluetooth adalah teknologi digunakan untuk menghubungkan beberapa peralatan tanpa menggunakan kabel. Bluetooth memperbaiki penggunaan teknologi kabel yang cenderung menyulitkan. Dengan teknologi ini, komunikasi dan perpindahan data bisa dijalankan dalam jarak sampai 10 meter dengan kecepatan hingga 720 kilobites per second (kbps) per saluran.

Dengan adanya Bluetooth, satu telepon seluler bisa berhubungan langsung dengan telepon seluler lain di dekatnya tanpa melalui jaringan BTS. Data atau pesan yang bisa dikirimkan maupun diterima melalui bluetooth ini mirip dengan pesan yang bisa disampaikan lewat GPRS, yakni pesan multi media.

Tidak hanya untuk telepon seluler, Bluetooth juga digunakan perangkat komputer. Lewat bluetooth perangkat yang berhubungan bisa saling berkirim gambar, suara, klip video, juga teks. Komunikasi menggunakan bleutooth ini tidak berbiaya. Tapi, komunikasi menggunakan bluetooth ini hanya bisa dilakukan dalam jarak yang sangat dekat. Sarana yang digunakan dalam komunikasi dengan Bluetooth ini adalah gelombang radio.
http://www.asalmulane.com

Senin, 30 Januari 2012

TEORI TATA RUANG DALAM ATURAN MINANGKABAU KUNO




Sebelum ilmu Tata ruang (PLANOLOGI) berkembang dalam merencanakan suatu wilayah dan kota di dunia, Para cadiak Pandai di Minangkabau telah dapat menciptakan teori-teori dasar seperti penggunaan lahan, kesesuaian lahan, serta daya dukung lahan, yang teori tersebut saya rasa juga tidak kalah dengan tokoh-tokoh penataan ruang dunia lainnya seperti "Vonthunen,Alfred Weber,Barlow,dan Friedman. hehehehe...

di Minangkabau Menurut teorinya Nagari tumbuh dengan konsep tata ruang yang jelas. Konsep tata-ruangnya yaitu :

Ba-balerong (balai adat) tempat musyawarah, ba-surau (musajik) tempat beribadah. Ba-gelanggang tempat berkumpul. Ba-tapian tempat mandi. Ba-pandam pekuburan. Ba-sawah bapamatang, ba-ladang babintalak, ba-korong bakampung.

selanjutnya Nilai tata ruang di Minangkabau yaitu :

Nan lorong tanami tabu,
Nan tunggang tanami bambu,
Nan gurun buek kaparak,
Nan bancah jadikan sawah,
Nan munggu pandam pakuburan,
Nan gauang katabek ikan,
Nan padang kubangan kabau,
Nan rawang ranangan itiak.

Tata ruang yang jelas itu memberikan posisi strategis kepada peran pengatur, pemelihara dan pendukung sistim banagari.
Konsep tata-ruang ini adalah salah satu asset sangat berharga.
Pemerannya itu telah terdiri dari urang ampek jinih :
1. ninik mamak
2. alim ulama
3. cerdik pandai
4. bundo kanduang

Nagari di Minangkabau tidak hanya sebatas ulayat hukum adat. Paling utama wilayah kesepakatan antar komponen masyarakat. Menjaga keseimbangan kemajuan dibidang rohani dan jasmani. “Jiko mangaji dari alif, Jiko babilang dari aso, Jiko naiak dari janjang, Jiko turun dari tanggo”. Sikap hidup ini menjadi dorongan kegiatan masyarakat di bidang ekonomi dengan sikap tawakkal bekerja dan tidak boros.

Di nagari di lahirkan media pengembangan minat menyangkut aspek kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan politik dalam mengembangkan kemasyarakatan yang adil dan sejahtera. Spiritnya adalah;

1. Kebersamaan (sa-ciok bak ayam sa-danciang bak basi), ditemukan dalam pepatah “Anggang jo kekek cari makan, Tabang ka pantai kaduo nyo, Panjang jo singkek pa uleh kan, mako nyo sampai nan di cito.”

2. Keterpaduan (barek sa-pikua ringan sa-jinjiang) atau “Adat hiduik tolong manolong, Adat mati janguak man janguak, Adat isi bari mam-bari, Adat tidak salang ma-nyalang”. Basalang tenggang, artinya saling meringankan dengan kesediaan memberikan pinjaman atau dukungan terhadap kehidupan dan “Kaba baiak ba-imbau-an, Kaba buruak bahambau-an”.

3. Musyawarah (bulek aie dek pambuluah, bulek kato dek mupakat), dalam kerangka “Senteng ba-bilai, Singkek ba-uleh, Ba-tuka ba-anjak, Barubah ba-sapo”.

4. Mengenal alam keliling “Panggiriak pisau sirauik, Patungkek batang lintabuang, Satitiak jadikan lauik, Sakapa jadikan gunuang, Alam takambang jadikan guru ”.

Begitulah semestinya peranan strategis Ninik Mamak, Alim ulama, Cerdik Pandai dan Bundo Kanduang sebagai suluah bendang di dalam lembaga-lembaga adat di nagari-nagari.